Tepat rabu lalu, 30 Juni 2021, Eric San Focalie, mahasiswa angkatan akhir iSTTS membahas tentang DIY customized fashion bracelets with 3D printing pada acara KSP Special Holiday Program 2021 Episode 4 pukul 10.00 – 12.00 WIB yang berlangsung di Zoom. Mendengar kata printing, pastinya yang muncul di benak adalah pencetak kertas atau alat sablon. Contohnya, alat printer yang biasa ada di rumah untuk mencetak tugas, print sablon baju maupun sablon helm. Tetapi 3D printing yang akan dibahas kali ini berbeda dengan printer yang biasa kita temui. Sebenarnya apa itu 3D printing? 3D printing adalah sebuah inovasi didalam dunia teknologi dimana dapat menghasilkan sebuah karya nyata yang dapat berguna di masyarakat. Seperti apa sih hasil dari 3D printing? Hasil 3D printing dapat berupa apa saja, seperti gantungan kunci, gelang, spare part mobil, spare part sepeda, dan banyak lagi.
Mengetahui hal tersebut, diketahui bahwa 3D printing sangat berguna dalam kehidupan masyarakat. Walaupun terlihat bisa menghasilkan apapun yang diinginkan, ternyata 3D printing memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dari 3D printing, yaitu:
- Proses yang lebih cepat
- Hasil cetakan yang sangat detail
- Dapat dimanfaatkan untuk penggandaan produk perusahaan ataupun bisnis
Meski demikian, alat ini tetap menimbulkan beberapa kerugian, seperti:
- Pekerjaan manufaktur mati
Mengapa demikian? Karena dengan menggunakan 3D Printing, maka suatu perusahaan tidak akan memotong penggunaan jasa pekerja manufaktur dalam memproduksi suatu barang dengan alasan penghematan pengeluaran.
- Kurang diterima di kalangan masyarakat
Apabila 3D printing sudah mulai marak digunakan, maka banyak pekerjaan akan hilang/mati seperti pekerjaan manufaktur dan pekerja jasa lainnya yang dapat digantikan oleh mesin print tersebut.
- Kurang praktis
3D printing tidak dapat mencetak dua objek/barang sekaligus melainkan harus satu per satu atau bertahap. Maka dari itu, apabila ingin melakukan produksi barang secara massal, 3D printing yang dibutuhkan harus lebih dari satu buah.
- Copyright akan mati
Dengan 3D print, dapat dilakukan duplikasi terhadap barang yang diinginkan, seperti Headphone Razer.
Dalam proses pelaksanaan 3D printing dibutuhkan 2 alat, yaitu komputer atau laptop dan 3D printer. Terdapat 3 proses dalam melakukan 3D printing, yaitu membuat desain objek 3D di computer atau laptop, melakukan proses printing pada mesin 3D printer, dan proses finishing dengan merapikan pada bagian -bagian tertentu pada suatu objek. Walaupun secara general hanya terdapat 3 proses saat melakukan 3D printing, ternyata dalam proses pembuatan gelang DIY menggunakan 3D printing berlangsung dalam 7 tahap. Tahap-tahap tersebut adalah sebagai berikut:
- Mendesain objek 3D pada komputer/laptop
Membuat desain objek 3D dengan menggunakan aplikasi seperti solidwork, 3ds max, blender, dan lain-lainnya.
- Melakukan proses slicing file 3D
Slicing, proses untuk mengkonversi file desain 3D ke dalam bentuk file yang siap dicetak oleh mesin 3D printer.
- Melakukan kalibrasi mesin 3D printing
Dalam kalibrasi, perlu dilakukan penyesuaian ukuran objek dengan mesin 3D printer dan mengecek suhu pada 3D printer apakah kepanasan atau tidak.
- Proses printing
3D printer melakukan print pada objek yang diinginkan. Semakin besar ukuran dan besar objek yang diprint semakin lama juga waktu menunggu hingga objek terbuat.
- Proses assembly
Melakukan proses rakit atau assembly pada objek yang telah diprint. Contohnya, pemasangan tutup airpod pada bagian badan airpod.
- Proses finishing
Merapikan bagian-bagian yang kelebihan dicetak oleh 3D printer.
- Produk siap digunakan.
Dari hasil 3D printing gelang diatas, menimbulkan ketertarikan dari peserta KSP. Dan memunculkan pertanyaan baru, bagaimana cara pemula mempelajari 3D printing dan berapa lama waktu yang dibutuhkan? Menurut Eric, lama waktu yang dibutuhkan untuk bisa menguasai 3D printing untuk tiap individu berbeda-beda. Hal ini tergantung keinginan serta tekad belajar dari setiap individu. Ada yang hanya memerlukan 2 bulan, ada yang 4 bulan. Eric sendiri memerlukan proses 6 bulan untuk bisa mengerti dengan betul cara penggunaan dan tahapan kerja 3D printing. Bagi pemula, akan lebih mudah untuk belajar dengan menggunakan 3D printer. Karena bagi beliau, pengetahuan yang didapat saat menonton Youtube saja masih kurang dan sangat berbeda ketika menggunakan mesin secara langsung. Adapun tempat belajar yang disarankan oleh Eric, adalah di jurusan Desain Produk iSTTS. Di iSTTS, telah disediakan mesin 3D printer sehingga mahasiswa tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan. Bahkan anda yang tertarik untuk mempelajari mesin ini, namun tidak memiliki skill menggambar ataupun pengetahuan desain produk sama sekali akan dituntun untuk mengerti dari dasar hingga tingkat yang lebih tinggi.
Melalui materi yang telah disampaikan, dapat disimpulkan bahwa 3D printing sangat bermanfaat dan dapat dijadikan sebagai sumber penghasilan selama masa pandemi ini. Jika ingin bertanya seputar materi ini dapat langsung menghubungi KSP iSTTS pada email ksp@istts.ac.id.