KSP Season 15 Episode 1, yang diselenggarakan pada tanggal 26 Oktober 2022, mengangkat judul Fotografi Tidak Hanya Teknis Merekam. Materi ini dibawakan oleh Yulius Widi Nugroho, S.Sn., M.Si., yang merupakan salah satu dosen prodi DKV di ISTTS. Seminar season ini diselenggarakan secara onsite di Kampus ISTTS pada gedung E-402.
Beliau menjelaskan bahwa, “Mereka yang memiliki kamera belum tentu mereka adalah fotografer”. Fotografi dapat dibedakan menjadi tiga jenis. Pertama adalah foto komersial yang berfokus pada uang. Contohnya adalah foto produk, liputan atau dokumentasi, foto stok, iklan, dan sebagainya. Kedua adalah foto jurnalis yang berfokus pada melaporkan berita apa adanya. “Terkadang bad news is good news” kata beliau. Contohnya adalah liputan atau berita, portrait, essay, dan sebagainya dan yang terakhir adalah foto seni (fine art) yang berupa ekspresi seni. Contohnya adalah eksperimental, portofolio, pameran, eksistensi fotografer, dan sebagainya.
"Kamera untuk fotografi itu mahal, jangan dibandingkan dengan handphone,” kata beliau. Alasannya, karena kamera memiliki fitur yang lengkap untuk diotak-atik para fotografer. Adanya fitur auto pada kamera membantu pekerjaan para fotografer. Tetapi, dengan adanya kamera pada handphone membuat banyak orang dapat memiliki kesempatan untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam memotret objek.
“Fotografi itu dunianya luas,” ujar beliau. “Para fotografer biasanya saling adu kamera, adu gambar atau karya, adu lokasi hanya untuk bersosialisasi,” lanjutnya. Menjadi fotografer bukan hanya untuk taking picture dan having fun, melainkan sangat kompleks, seperti mempelajari teknik memotret, editing photo, bersosialisasi, dan aktif sosial media. “Fotografi adalah salah satu media seni,” kata Pak Yulius. Menciptakan foto yang baik memiliki beberapa kemampuan yang harus dimiliki, seperti self confident, communication, attitude, writing, marketing, team work, social network, problem solving, technology update, dan lain-lain. Beberapa hal yang perlu diperhatikan para fotografer adalah waktu, akses, budget, target, kondisi sosial, budaya, etika, dan sebagainya.
Sepanjang penyampaian materi, Pak Yulius juga menerima pertanyaan dari para peserta. Beliau menjelaskan materi dengan contoh atau filosofi yang mudah dimengerti dan mengajak para peserta untuk berinteraksi selama seminar berlangsung. Beliau juga menyempatkan untuk memperlihatkan karya fotografinya, baik menggunakan kamera maupun handphone. Beliau juga menjelaskan cerita di balik pemotretan yang terjadi beserta trik yang beliau gunakan untuk memotret suatu objek. Kemudian, seminar ditutup dengan sesi tanya jawab dan dilanjutkan dengan pengisian absensi melalui Google Form dan sesi foto bersama.