Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan fenomena awan hitam yang berbentuk seperti gelombang tsunami di kabupaten Aceh Barat dan Nagan Raya merupakan fenomena awan Arcus.
Prakirawan cuaca BMKG Irsal Yuliandri mengatakan fenomena awan Arcus merupakan kejadian langka dan berbahaya.
"Fenomena tersebut relatif jarang terjadi, secara ilmiah awan tersebut dinamakan dengan awan Arcus," ujar Irsal kepada CNNIndonesia.com, Senin (10/8).
Irsal menuturkan awan Arkus terdiri dari dua bagian, yakni shelf cloud dan roll cloud. Untuk fenomena di Aceh, kata dia merupakan shelf cloud. Shelf cloud biasanya berada pada dasar awan cumulonimbus.
Lebih lanjut, Irsal menyampaikan awan Arcus terbentuk akibat ketidakpastian atmosfer sepanjang atau di depan pertemuan massa udara dingin. Kemudian proses itu mendorong massa udara hangat dan lembab naik hingga membentuk shelf cloud.
"Awan ini terbentuk sebagai hasil dari ketidakstabilan atmosfer," ujarnya.
Di sisi lain, Irsal menyampaikan awar Arcus harus diwaspadai oleh masyarakat. Sebab, dia mengatakan awan itu dapat menimbulkan angin kencang, hujan lebat disertai kilat atau petir, serta hujan es.
"Imbauan bila melihat awan tersebut yakni berlindung dan menjauhi daerah tersebut," ujar Irsal.