Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup perdagangan sesi pertama Jumat (23/10/2020) dengan kenaikan sebesar 0,2% atau 10,35 poin ke level 5.102,167 mengikuti tren kenaikan di bursa global.
Indeks acuan bursa nasional tersebut meluncur ke zona hijau sejak sesi pembukaan, tatkala menguat 0,4% ke level 5.112,78 di tengah ekspektasi pasar akan ditekennya paket stimulus di Amerika Serikat (AS).
Nilai transaksi harian naik ke Rp 4,7 triliun dengan volume transaksi sebanyak 7 miliar saham yang berpindah kepemilikan sebanyak 427.209 kali. Investor asing mencatatkan jual bersih (net sell) senilai Rp 17,3 miliar di pasar regular
Kenaikan IHSG berbarengan dengan tren bursa saham di Asia Pasifik yang mayoritas melaju ke jalur hijau. Reli terbesar dicatatkan bursa saham Hangseng Hong Kong yang naik 0,6%, diikuti indeks bursa Korea Selatan sebesar 0,5%.
Analisis Teknikal
Foto: Tri Putra/CNBC Indonesia
Teknikal IHSG
Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode per jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). Saat ini, IHSG berada di area batas bawah maka pergerakan IHSG selanjutnya berpotensi terapresiasi.
Untuk mengubah bias menjadi bullish atau penguatan, perlu melewati level resistance yang berada di area 5.125. Sementara untuk melanjutkan tren bearish atau penurunan perlu melewati level support yang berada di area 5.083.
Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.
Saat ini RSI berada di area 51, yang meskipun belum menunjukkan adanya indikator jenuh beli akan tetapi gerak indikator RSI terkonsolidasi naik setelah mendekati zona jenuh beli sehingga biasanya menandakan pergerakan IHSG selanjutnya akan cenderung terapresiasi.
Secara keseluruhan, melalui pendekatan teknikal dengan indikator BB yang berada di area pivot, maka pergerakan selanjutnya cenderung bullish atau terapresiasi. Hal ini juga terkonfirmasi dengan munculnya indikator RSI yang terkonsolidasi naik.
Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA