Jatim Newsroom – Berawal dari keinginannya mempermudah membersihkan tangan dengan gel atau hand sanitizer, seorang mahasiswa asal Institut Sains dan Teknologi Terpadu Surabaya (ISTTS) bernama Nicholas Gabriel Sompotan, menciptakan alat hand sanitizer otomatis yang dapat keluar sendiri tanpa menekan tutup botol pembersih tangan tersebut.
Saat ditemui usai memaparkan hasil produk ciptaannya kepada dosen, di Kampus ISTTS pada Senin (3/6/2024) Nicholas menjelaskan, hand sanitizer otomatisnya ini merupakan produk untuk memenuhi tugas akhir dari mata kuliah sustainable manufacturing.
“Cara kerja hand sanitizer otomatis ini ketika ada subjek (tangan) yang mendekati sensor infrared botol hand sanitizer, maka sensor akan bergerak untuk menekan dari sistem botolnya itu sendiri. Jadi mudahnya, bagi orang yang ingin memakai pembersih tangan, tanpa menekannya botol sudah mengeluarkan cairan gel pembersih tangan,” jelas Nicholas yang diketahui merupakan mahasiwa semester enam jurusan elektro di ISTTS itu.
Metode penelitian yang digunakan untuk menciptakan produk hand sanitizer otomatis ini, Nicholas menerangkan, yakni dengan menggunakan metode recycle yang dibuat dari bahan-bahan pada daur ulang.
“Jadi saya menggunakan barang-barang bekas dalam pembuatan hand sanitizer otomatis ini sendiri. Bahan yang digunakan adalah papan PVC board, kertas koran, kita menggunakan box tisu, ada kabel-kabelan dan untuk sistem penempelannya sendiri kita menggunakan lem tembak dan kabel atau kawat,” terang Nicholas.
Nicholas memaparkan, latar belakang dirinya menciptakan alat hand sanitizer otomatis ini adalah karena Ia melihat lingkungan zaman sekarang untuk membersihkan bakteri dan kuman itu sulit. Apalagi dua tahun terakhir ada pandemi Covid-19 melanda Indonesia.
“Kalau kita memegang tutup botol hand sanitizer bergantian antara tangan milik orang satu dan yang lain kan sama saja, sehingga sama saja meski tujuannya untuk membersihkan tangan tapi melalui tutup botol yang disentuh banyak orang tadi kuman tetap sulit dibersihkan. Agar orang-orang mudah membersihkan tangan, tanpa bersentuhan maka alat ini saya ciptakan,” paparnya.
Dengan alat yang diciptakannya ini, Nicholas berharap semoga ke depan ada perusahaan besar yang tertarik untuk memproduksi alat ciptaannya. “Saya sebagai mahasiswa pasti ada harapan untuk itu supaya alat ciptaan saya ini bisa lebih digunakan dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat luas. Untuk membantu UMKM dan tenaga kerja di luar sana,” harap Nicholas.
Sementara itu, Dosen Teknik Industri ISTTS, Pram Eliyah Yuliana menyampaikan. produk ciptaan mahasiswanya ini untuk memenuhi tugas akhir dari mata kuliah sustainable manufacturing. “Di mata kuliah sustainable manufacturing ini mereka para mahsiswa akan diajarkan industri yang selain memperhatikan faktor ekonomi dan sosial, juga memperhatikan lingkungan yang kita sebut dengan triple bottom line supaya tidak merusak lingkungan,” jelas Pram.
Terkait dengan mata kulian sustainable manufacturing tersebut, Pram menjelaskan, juga ada metode yang telah digunakan industri yakni, Reduce (mengurangi limbah sampah), Re-use (menggunakan kembali), recycle (mendaur ulang) dan re-manufacturing ini bagi yang kelas industri.
“Kalau untuk anak-anak yang bisa mereka lakukan dalam kehidupan sehari-hari adalah re-duce, re-use dan recycle. Makanya saya meminta mereka untuk membuat tugas akhir dengan menggunakan barang yang tidak terpakai supaya lebih bernilai tambah dan dapat digunakan kembali,” kata Pram.
Pram menuturkan, para mahasiswa mengerjakan tugas ini dengan semangat karena mereka bisa mengurangi sampah atau barang-barang tidak terpakai di sekitar mereka sehingga menjadi produk yang bermanfaat. “Selain itu mereka jadi belajar bagaimana cara mengurangi sampah dengan cara reduce dalam kehidupan mereka sehari-hari sehingga secara tidak langsung telah membantu mengurangi limbah sampah yang seakan tidak ada habisnya,” pungkasnya. (vin/hjr)