Webinar diawali oleh Pak Sito yang berbicara mengenai dunia perfilman Indonesia. Pak Sito telah menciptakan sebuah film Pink Pastel pada tahun 2016. Pak Sito mengatakan bahwa beberapa orang ingin diarahkan pada situasi horror, psikopat, dan mencekam karena beberapa benda hadir secara dominan mengelilingi subjeknya. “Saya menggambarkan kesendirian ketimbang situasi yang mengancam. Saya juga lebih suka jika penonton mengartikan hal lain atau multi tafsir karena multi tafsir memberikan nilai tambah untuk film tersebut,” ujar Pak Sito. Perjuangan Pak Sito Pak Sito juga menceritakan perjalanannya hingga masuk ke dunia perfilman.
Setelah itu, pembicaraan digantikan oleh Pak Iwan. Pak Iwan berbicara tentang pengalamannya terjun ke dunia teknologi suara. Pak Iwan juga menunjukkan beberapa pengaturan efek suara pada film atau lagu dan pengaturan speaker. Berikut beberapa gambarnya
Pembicaraan dilanjutkan oleh Pak Syamsul. Pak Syamsul menjelaskan tentang seni media baru. “Seni media baru digunakan secara arbiter untuk mengidentifikasi berbagai kecendrungan praktik seni yang berbasis media teknologi seperti kamera untuk foto dan video, komputer, internet, dan projector,” ujar Pak Syamsul. Beliau juga menjelaskan tentang pola kerja komunitas film dan pola penciptaan seni. Pak Syamsul berkata,”pola ini bisa dibalik-balik sampai tujuannya tercapai.”
Webinar diakhiri oleh pembicaraan Pak Arif dan Pak Martinus. Pak Arif berbicara sebagian mengenai perkembangan dunia design digital di seluruh dunia. Pak Martinus menanggapi hal tersebut dengan mengatakan, “dari sana kita bisa lihat bahwa membuat inovasi baru tidak harus dari 0, tapi mengadaptasi apa yang sudah ada sekarang dan memberikan nilai tambah.” Lalu Pak Martinus memberikan contoh designnya :