Pada tanggal 13 Juni 2024, Institut Sains dan Teknologi Terpadu Surabaya (ISTTS) mengadakan kunjungan ke SMA Kristen Petra 2 Surabaya untuk melakukan workshop mengenai UU ITE “Etika dan Gen AI”. Workshop ini terbagi menjadi 2 sesi. 2 sesi tersebut membahas tema yang sama yaitu seputar AI ( Artificial Intelligence).
Sesi pertama berjudul “Stay Resilient with AI” yang pembicaranya adalah Dr.Ir. Esther Irawati Setiawan, S.Kom, M.Kom. Sesi ini difokuskan pada bagaimana kita harus menggunakan AI secara bijak dan benar agar sesuai dengan etika yang berlaku baik tertulis maupun tidak tertulis. Seperti tidak boleh menyebutkan nama, tidak boleh menggunakan foto orang lain tanpa ijin karena dianggap melanggar privasi, dan lainnya. Sebaliknya, kita juga harus berhati-hati dan menjaga dengan baik data pribadi kita agar tidak disalahgunakan oleh orang lain tanpa seijin kita. Hal ini dianggap penting karena sejak adanya perkembangan teknologi, penggunaan data pribadi menelan banyak korban dan merugikan lingkungan sekitar sehingga data pribadi sangat rancu untuk disalahgunakan. Setelah sesi pertama selesai, para siswa diberi break selama 30 menit sebelum mendengarkan sesi berikutnya.
Pembicara sesi kedua adalah Dr. Yosi Kristian, S.Kom, M.Kom selaku Kepala Program Studi Informatika di ISTTS. Beliau membahas mengenai kemampuan yang bisa AI lakukan sekarang. UU ITE adalah Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) yaitu undang-undang pertama di bidang Teknologi Informasi dan Transaksi Elektronik sebagai produk legislasi yang sangat dibutuhkan dan telah menjadi pionir yang meletakkan dasar pengaturan di bidang pemanfaatan Teknologi Informasi. Salah satu teknologi informasi yang sedang naik adalah AI (Artificial Intelligence) kecerdasan buatan manusia. Pak Yosi menunjukkan grafik berapa lama yang dibutuhkan aplikasi agar mencapai pengguna yaitu sebanyak 10 juta. Diantara beberapa aplikasi, AI berada pada urutan pertama dengan waktu yang diperlukan kurang dari 1 tahun. Meskipun AI mempunyai banyak manfaat dan mudah digunakan, Tujuan UU ITE “Etika dan Gen AI” diadakan agar kita dapat menggunakannya dengan bijak dan benar.
AI bisa menganalisis data statistika, AI tidak membutuhkan waktu lama untuk menganalisis data statistik yang akan mendatang dan probabilitas yang terjadi. Dijelaskan juga teknologi AI dapat berupa dalam bentuk text seperti membuat prompt, menerjemahkan bahasa, bahkan mendeteksi dan mengoreksi kesalahan. Tidak hanya itu, AI bisa membuat cerita bergambar baik dalam bentuk ilustrasi, komik, audio dan lainnya. Banyak hal yang bisa AI lakukan hanya dalam hitungan menit. Banyak website AI yang bisa siswa temukan sekarang seperti Chat GPT, Copilot, dan lainnya. Para siswa juga diajak berinteraksi seperti menjawab soal statistika yang diberikan oleh Pak Yosi serta melihat langsung bagaimana AI membuat cerita bergambar melalui visual maupun membuat cerita melalui audio.
Meskipun banyak hal yang bisa AI lakukan, AI masih mempunyai keterbatasan, masalah dan tantangan serta resiko seperti biaya operasional yang tinggi, ketergantungan yang berlebihan, dan lainnya. Namun para siswa tidak perlu khawatir, karena sehebat-hebatnya teknologi AI, semua keputusan akan kembali ke kita manusia, dan kita tidak akan tergantikan oleh AI. Setelah penjelasan selesai, para siswa juga diberi kesempatan untuk bertanya mengenai AI kepada Pak Yosi seperti berapa device yang dibutuhkan untuk memakai AI, apakah biaya operasional nya terus tinggi dalam beberapa waktu kedepan, dan lainnya.
Setelah sesi tanya jawab, Pak Yosi memberikan kuis kepada siswa dalam bentuk kahoot untuk menguji dan mereview kembali materi yang telah beliau berikan. Para siswa terlihat antusias menjawab pertanyaan dari kuis tersebut. Diberikan kuis sebanyak 10 pertanyaan dan para siswa bisa menjawabnya dengan baik. Siswa yang berada pada 3 urutan tertinggi mendapatkan hadiah dari kampus ISTTS. Akhirnya acara workshop selesai dan ditutup oleh foto bersama dan doa. Melalui workshop ini, Institut Sains dan Teknologi Terpadu Surabaya (ISTTS) berharap siswa dapat memanfaatkan teknologi AI dengan bijak tanpa menyalahgunakan dan melanggar etika yang berlaku.