Surabaya, 17 Meil 2024 - Para mahasiswa berkumpul di E-502 untuk mengetahui Info dan kuliah umum session apple developer academy. Dengan antusiasme yang tinggi, 48 mahasiswa serta mahasiswi hadir untuk menjelajahi pentingnya augmented reality. Seminar ini diselenggarakan dari pukul 14.00 hingga 16.00 WIB, menawarkan perspektif baru yang dinamis dan praktis tentang kapan augmented reality dibutuhkan untuk sekarang yang serba berbasis teknologi
Menyambut Para mahasiswa
Registrasi awal dilakukan oleh florencia Vero dan Lingga Dian Lestari dan setelah itu seminar dimulai dengan kata sambutan dari MC yaitu Mario Joseph dari SIB(Sistem Informasi Bisnis) serta pengenalan oleh dua pembicara yaitu Mr Jaya Pranata dan Mr Andi.
AR for everyone
Mr Jaya Pranata seorang tech mentor apple developer academy yang berpengalaman dan penuh semangat, memimpin sesi pertama dengan ice breaking terlebih dahulu.
Dalam point pertama, pembicara terlebih dahulu mengajukan pertanyaan kepada peserta, "Menurut kita, apa itu augmented reality?" Setelah mendengar berbagai pendapat dari peserta, beliau menjelaskan bahwa augmented reality (AR) adalah teknologi yang menggabungkan dunia nyata dengan elemen-elemen virtual. Dengan cara ini, AR memungkinkan pengguna untuk melihat dunia nyata dengan tambahan informasi atau objek virtual yang diproyeksikan ke dalam pandangan mereka.
Selanjutnya, pembicara menjelaskan bahwa kebutuhan akan augmented reality sangat tergantung pada penggunanya. Penting untuk mempertimbangkan pengalaman pengguna (user experience) ketika memutuskan apakah AR akan diterapkan atau tidak. Ini berarti harus dipikirkan apakah penerapan AR akan memberikan pengalaman yang lebih baik dan lebih bermanfaat bagi pengguna. Pembicara menegaskan pentingnya user experience dalam menentukan apakah AR layak digunakan dalam suatu konteks.
Dalam menjelaskan penerapan AR, pembicara memberikan empat contoh kasus penggunaan yang berbeda. Dari keempat kasus tersebut, diambil kesimpulan bahwa pengalaman yang baik untuk pengguna tercipta ketika AR mampu menggantikan sesuatu yang ada di dunia nyata serta memungkinkan interaksi yang lebih efektif dengan objek nyata. Dengan demikian, teknologi AR tidak hanya harus memberikan tambahan informasi atau hiburan, tetapi juga harus meningkatkan cara pengguna berinteraksi dengan dunia nyata secara signifikan.
Untuk poin ketiga, pembicara menjelaskan beberapa faktor penting yang perlu diperhatikan sebelum membuat aplikasi augmented reality (AR) baik di platform iOS maupun Android. Faktor pertama yang berkaitan dengan pengalaman pengguna adalah pencahayaan dan obstacle yang ada di lingkungan sekitar. Pencahayaan yang baik sangat krusial karena AR membutuhkan kondisi yang cukup terang agar objek virtual dapat terlihat dengan jelas. Pembicara memberikan contoh, jika pencahayaan kurang memadai, pengguna harus mencari tempat yang lebih terang. Selain itu, adanya obstacle atau hambatan fisik di sekitar pengguna juga harus diperhitungkan untuk memastikan AR bekerja dengan optimal.
Faktor kedua adalah constant movement, yaitu banyaknya pergerakan yang terjadi di sekitar pengguna, baik itu gerakan ke atas, kiri, kanan, atau bawah. Hal ini penting untuk diperhatikan karena AR membutuhkan kestabilan dalam menampilkan objek virtual. Screen space, atau ruang layar, juga menjadi perhatian penting karena apa yang ditampilkan di layar harus sesuai dengan aplikasi yang sedang dikembangkan. Jika terlalu banyak elemen yang ditampilkan, hal itu bisa mengganggu pengguna. Ergonomics atau kenyamanan penggunaan juga harus dipertimbangkan, termasuk tampilan dan interaksi dengan aplikasi. Terakhir, limited field of view menjadi faktor penting yang harus dipikirkan. Pengguna harus dapat melakukan zoom in, zoom out, dan rotasi agar mereka dapat melihat objek virtual dengan lebih leluasa.
Poin keempat menjelaskan cara membuat objek virtual dalam AR terasa nyata bagi pengguna. Faktor-faktor seperti ukuran yang sesuai, bayangan yang muncul saat objek digeser, perspektif yang akurat, tekstur, dan overlapping atau tumpang tindih antara objek virtual dan nyata, semua berperan dalam menciptakan pengalaman yang realistis. Sementara itu, pada poin kelima, pembicara membahas alat-alat dari Apple untuk mengembangkan AR. Salah satu alat yang disebut adalah Reality Composer, yang memungkinkan pengguna untuk membuat objek 3D menggunakan iPhone. Alat ini memudahkan pengembang dalam merancang dan mengimplementasikan objek virtual ke dalam aplikasi AR mereka.
Selain penjelasan teoritis, pembicara juga memanggil dua peserta untuk melakukan demo langsung. Dalam demo ini, peserta diajak untuk mencoba menggunakan aplikasi AR yang telah dikembangkan, sehingga mereka dapat merasakan langsung bagaimana teknologi tersebut bekerja. Peserta pertama menunjukkan bagaimana objek virtual dapat muncul dan berinteraksi dengan lingkungan nyata, sementara peserta kedua mendemonstrasikan fitur-fitur seperti zoom in, zoom out, dan rotasi objek. Demo ini memberikan gambaran nyata kepada seluruh peserta tentang potensi dan penerapan praktis augmented reality dalam berbagai konteks.
Pada sesi kedua, Andi, selaku Operational Manager, memberikan penjelasan mengenai pemanfaatan tenaga kerja Indonesia dan pengelolaan sumber daya di dalam negeri. Andi menekankan pentingnya mengoptimalkan potensi yang dimiliki oleh tenaga kerja lokal untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi perusahaan. Selain itu, beliau juga menyoroti bagaimana pengelolaan sumber daya yang ada di Indonesia dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap perkembangan ekonomi nasional.
Andi menjelaskan berbagai strategi yang dapat diterapkan untuk mengembangkan keterampilan tenaga kerja Indonesia. Salah satu pendekatan yang diusulkan adalah melalui pelatihan dan pendidikan berkelanjutan yang fokus pada peningkatan kompetensi teknis dan manajerial. Dengan menginvestasikan sumber daya dalam pengembangan tenaga kerja, perusahaan tidak hanya meningkatkan kualitas output, tetapi juga berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
Setelah sesi presentasi dan diskusi yang dipimpin oleh Andi, acara ditutup dengan kegiatan foto bersama sebagai dokumentasi kenangan. Selain itu, dilakukan juga absen kembali untuk memastikan kehadiran peserta. Kegiatan ini menandai berakhirnya acara dengan suasana kebersamaan dan komitmen untuk terus mengembangkan potensi sumber daya manusia dan alam di Indonesia.